Pemerintah Berhasil Tekan Inflasi Beras Melalui Gerakan Pangan Murah
Oleh: Nana Gunawan *)
Pemerintah telah meluncurkan program Gerakan Pangan Murah (GPM) yang dinilai telah berhasil membuka pintu stabilisasi pasokan dan harga pangan. Inisiasi yang dilakukan oleh Pemerintah telah mencuri banyak perhatian sehingga masyarakat merasakan adanya harapan atas lonjakan harga beras dan pangan yang terjadi dalam waktu beberapa waktu terakhir.
Saat ini Pemerintah sedang melakukan penyaluran Gerakan Pangan Murah tahap kedua kepada 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Kepala Badan Bangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa gerakan ini merupakan langkah intervensi yang perlu dilakukan Pemerintah agar harga beras tetap stabil.
Penyaluran beras ini tentunya berdasarkan arahan Presiden Joko Widodo yang menginginkan agar setiap Pemerintah Daerah (Pemda) bisa mengendalikan inflasi beras di daerahnya masing-masing. Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi menambahkan apalagi gerakan ini dilaksanakan selama tiga bulan terhitung sejak September 2023 dan itu ekuivalen sekitar tujuh sampai delapan persen, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir terkait lonjakan harga beras termasuk melakukan panic buying.
Lebih lanjut, Arief Prasetyo Adi menekankan bahwa proses penyaluran Gerakan Pangan Murah tahap kedua akan lebih meminimalisir kekeliruan di lapangan dan meningkatkan kesesuaian dalam melakukan distribusi ke daerah 3TP (Tertinggal, Terluar, Terdepan, dan Perbatasan).
Data penerima bantuan pangan beras akan dilakukan secara teliti dan lebih hari-hati dengan mengutamakan cross check terhadap penerima bantuan sehingga bisa tepat sasaran. Khusus pendistribusian ke daerah 3TP juga akan dilakukan efektivitas pengiriman yang artinya setiap Pemda akan langsung mengirimkan sekaligus paket bantuan untuk dua atau tiga bulan ke depan yang bertujuan agar mengakselerasi proses pengiriman.
Sebelumnya, Pemerintah telah berhasil menyalurkan bantuan pangan beras tahap pertama pada April hingga Juli 2023 dengan jumlah total beras mencapai 640 ribu ton yang telah berhasil direalisasikan secara kolaboratif. Gerakan Pangan Murah ini dinilai mampu meredam laju kenaikan harga beras sehingga berdampak pada terjaganya tingkat inflasi secara umum.
Hal inilah yang membuat Pemerintah untuk melakukan Kembali Gerakan Pangan Murah tahap kedua dalam rangka menjaga stabilitas harga beras di pasaran. Mengingat beras merupakan kebutuhan pokok masyarakat yang dikonsumsi setiap hari, maka Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa pihaknya tidak ingin ada jeda terlalu lama di antara pendistribusian tahap pertama dan tahap kedua. Dalam pendistribusian tahap kedua ini tidak ada spesifikasi yang dikurangi. Kualitas beras tetap terjaga dengan baik dan pelayanan yang diberikan terus melakukan perbaikan agar lebih cepat dan mudah.
Di sisi lain, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI, Muhammad Tito Karnavian meminta kepada Pemerintah Daerah (Pemda) untuk menggelar Gerakan Pangan Murah tahap kedua agar mampu menghadapi inflasi harga di berbagai komoditas, termasuk harga beras.
Tito Karnavian juga menegaskan bahwa gerakan pangan ini harus konsisten dilakukan, baik melalui APBD, pos anggaran belanja tidak terduga, ataupun pos regular dari dinas pangan agar dapat menjualkan pangan dalam bentuk paket-paket dengan harga yang disubsidi oleh Pemerintah Daerah. Artinya, harga tersebut parallel dengan Pemerintah Pusat yang melakukan Gerakan Pangan Murah.
Sebagai upaya menekan kenaikan harga beras, Tito mendorong langkah-langkah lainnya untuk mengendalikan inflasi beras termasuk pemantauan stok dan stabilitas harga pangan di tiap daerah serta melakukan intervensi di daerah yang mengalami kekeringan produksi beras. Apabila stok diperkirakan tidak cukup, maka Pemda segera mengambil langkah antisipasi dengan melalui kerja sama pembelian antar daerah yang surplus terutama daerah defisit.
Sementara itu, Kabupaten Indramayu saat ini sedang melakukan penyaluran bantuan pangan dari Pemerintah kepada sejumlah warganya. Harga beras di pasaran disebut menurun akibat manfaat dari Gerakan Pangan Murah tahap pertama dan tahap kedua.
Salah satu pemilik kios beras di Pasar Baru Indramayu, Hadi (46 tahun) mengatakan Gerakan Pangan Murah tahap kedua membuat harga beras menurun. Penurunan tersebut sudah terjadi sejak dua pekan yang lalu. Dengan adanya penyaluran bantuan beras dari Pemerintah, harga beras cenderung stabil dan pihaknya mengaku bahwa penjualan beras di kiosnya bisa mencapai satu sampai dua ton per-hari.
Ke depannya, Pemerintah diharapkan dapat terus melaksanakan berbagai upaya penurunan harga beras dengan skala yang lebih besar sehingga masyarakat yang berada di daerah pelosok mendapatkan bantuan penyaluran kebutuhan pokok sehari-hari termasuk beras.
Masyarakat pun diminta untuk tidak memiliki ketakutan yang berlebihan akan kurangnya stok pangan beras dan isu harga beras yang terus melonjak hingga akhir tahun 2023, karena Pemerintah masih berupaya dalam menstabilkan harga beras di berbagai wilayah di Indonesia
Gerakan Pangan Murah yang digelar oleh Pemerintah melalui Pemda-Pemda di seluruh Indonesia merupakan wujud komitmen Pemerintah dalam mengatasi inflasi harga beras yang sedang terjadi, sehingga tidak menimbulkan potensi gangguan stabilitas ekonomi di tengah masyarakat.
*) Penulis merupakan Pengamat Ekonomi, Pershada Institut.
Posting Komentar untuk "Pemerintah Berhasil Tekan Inflasi Beras Melalui Gerakan Pangan Murah"