Mendorong Ormas Keagamaan Wujudkan Pemilu Damai
Oleh : Haikal Fathan Akbar )*
Masyarakat mendorong Ormas-Ormas keagamaan untuk mewujudkan Pemilu damai. Tokoh-tokoh dalam Ormas sangat berpengaruh dan bisa memberi teladan ke rakyat, sehingga mereka menjaga perdamaian dalam Pemilu. Pemilu harus disukseskan, oleh karena itu Ormas dan pihak-pihak lain bekerja sama dalam mewujudkannya.
Pemilihan umum (pemilu) akan diselenggarakan tahun 2024 tetapi wajib disiapkan dari sekarang agar nantinya berjalan dengan baik. Semua pihak berperan besar untuk menciptakan pemilu damai dan berkolaborasi agar tercipta Pemilu damai. Perdamaian harus dijaga agar pemilu berlangsung dengan lancar tanpa ada kerusuhan.
Ormas-ormas keagamaan juga wajib mewujudkan Pemilu damai. Mereka adalah organisasi yang memiliki banyak massa, dan harus digunakan untuk tujuan yang positif, salah satunya dengan mendukung penuh pelaksanaan Pemilu 2024. Para ketua Ormas keagamaan sadar bahwa sebagai warga negara yang baik, ia wajib mewujudkan Pemilu damai agar program ini sukses besar.
Wakil Menteri Agama RI Zainut Tauhid Saadi meminta ormas-ormas keagamaan di Indonesia untuk ikut berperan serta dalam menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia di tahun politik ini. Menurutnya ormas keagamaan memegang peran penting dalam menjaga Indonesia tetap damai.
Zainut Tauhid melanjutkan, sehubungan dengan sudah masuknya Tahun Politik, ia mengajak seluruh pimpinan ormas Islam, para ulama dan tokoh agama untuk menyukseskan agenda lima tahunan (Pemilu). Caranya dengan melakukan edukasi kepada masyarakat agar menggunakan hak pilihnya secara bebas, demokratis, dan bertanggung jawab.
Para pimpinan ormas Islam, ulama, dan tokoh agama, diharap mampu mengajak masyarakat agar menjaga nilai-nilai persaudaraan, kerukunan, dan persatuan. Persaudaraan selamanya, sedangkan Pemilu hanyalah agenda lima tahunan. Oleh sebab itu, semua pihak diharapkan dapat menjadi saudara, dan tidak lagi hidup terkotak-kotak.
Wamenag juga berharap ormas-ormas mampu mencegah politik adu domba, politik uang, dan politisasi agama. Ormas keagamaan diharapkan juga mampu memelopori politik santun, beretika dan berakhlak mulia. Sehingga, pesta demokrasi di Indonesia berjalan dengan damai, aman, dan menghasilkan para pemimpin bangsa yang berkualitas, berintegritas, dan mencintai rakyatnya.
Pemilu butuh perhatian semua pihak. Ormas wajib menghimbau masyarakat untuk terus menjaga perdamaian, terutama jelang masa kampanye. Dengan pengaruh dari tokoh-tokoh Ormas keagamaan maka rakyat akan menurut dan mereka tak lagi saling menyerang, terutama di media sosial.
Peran Ormas keagamaan sangat besar karena akan mempengaruhi masyarakat. Dengan teladan dari Ormas maka semua orang optimis Pemilu 2024 berlangsung tanpa kekerasan.
Masyarakat selain menjaga perdamaian harus antusias dan partisipatif pada pemilu 2024. Jangan apatis atau golput (golongan putih) alias tidak menggunakan haknya dalam memilih calon presiden dan calon legislatif.
Ketika ada Ormas-Ormas keagamaan maka para pengurusnya juga memberikan teladan dengan menggunakan hak pilihnya. Mereka turut berkampanye di media sosial, bukan hanya mendukung calon presiden idolanya, tetapi juga mencontohkan bahwa tiap warga negara yang baik harus mencoblos saat Pemilu. Dengan cara ini maka tingkat golput di masyarakat akan menurun.
Jika berkaca dari pemilu tahun 2014 dan 2019 maka permusuhan terjadi di dunia maya dan situasi sangat panas sampai ada julukan buruk dari masing-masing kubu pendukung capres kala itu. Jangan sampai hal ini terulang, oleh karena itu Ormas keagamaan hadir untuk mendamaikan masyarakat. Pemilu harus jurdil (jujur dan adil) serta menegakkan perdamaian di Indonesia.
Permusuhan wajib dihapuskan karena bisa dimanfaatkan oleh provokator maupun oknum yang ingin mengambil kesempatan dalam kesempitan. Jangan sampai ada kekacauan sosial gara-gara ulah mereka. Oleh karena itu Ormas keagamaan berperan besar untuk menciptakan pemilu damai, agar tidak ada kerusuhan yang berujung pada tawuran dan bisa memakan korban.
Ormas keagamaan seharusnya memberi contoh yang baik dalam mewujudkan Pemilu damai. Mereka tak hanya berkampanye dalam mensukseskan Pemilu, tetapi juga menghindari penyebaran hoaks, propaganda, dan ujaran kebencian.
Jangan sampai Ormas keagamaan bertindak sebaliknya dan menjadi pelaku utama dalam black campaign atau menjelekkan suatu capres atau partai tertentu. Seharusnya pemimpin Ormas keagamaan sadar bahwa ia disorot oleh banyak orang, sehingga tiap tindakannya akan ditiru. Ia wajib untuk menjaga kondusivitas dan memperjuangkan Pemilu damai.
Dalam mensukseskan Pemilu 2024 memang diperlukan komitmen berbagai pihak karena KPU tidak bisa bekerja sendiri. Butuh dukungan dari Ormas keagamaan, masyarakat, kementrian dan aparat keamanan agar pemilu berjalan dengan lancar dan damai. Jika pemilu lancar maka akan menguntungkan karena tidak ada drama kecurangan atau bahkan tragedi memilukan yang mengiringi prosesi Pemilu 2024.
Masa kampanye Pemilu 2024 sangat perlu menjadi perhatian semua pihak karena memunculkan potensi gesekan akibat perbedaan pilihan capres dan partai politik. Namun seharusnya gesekan tidak terjadi karena Ormas keagamaan menjaga Pemilu agar tetap damai, tanpa ada permusuhan di dunia nyata maupun dunia maya. Pemimpin Ormas memberi teladan untuk selalu menjaga kelakuan dan tidak melakukan ujaran kebencian, yang bisa memperbesar gesekan saat Pemilu.
)* Penulis adalah kontributor Kontributor Vimedia Pratama Institute
Posting Komentar untuk "Mendorong Ormas Keagamaan Wujudkan Pemilu Damai"