Kebijakan Bansos Subsidi BBM Lebih Efektif Membantu Masyarakat
Oleh : Agung Suwandaru )*
Bansos (bantuan sosial) subsidi BBM sudah mulai dicairkan pada September 2022. Pemberian bansos dimaksudkan agar subsidi lebih tepat sasaran, karena langsung diberikan kepada rakyat yang membutuhkan. Bansos akan efektif dalam membantu masyarakat karena bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Ketika harga BBM mengalami penyesuaian maka pemerintah tidak diam saja. Namun subsidi yang sebelumnya diberikan untuk mengurangi harga BBM akan dialihkan menjadi bansos. Nominalnya 600.000 rupiah dan akan disalurkan ke lebih dari 20 juta pendduduk Indonesia, melalu Kantor Pos atau Bank BUMN.
Kebijakan bansos BBM dipuji masyarakat karena mereka bisa memanfaatkannya untuk membeli sembako atau kebutuhan sehari-hari. Dengan bantuan dana dari pemerintah maka bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan dapur. Terlebih ketika kondisi masih pandemi, ketika kondisi finansial rakyat kecil belum terlalu stabil.
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pawyatan Daha Kediri, Sri Utami, menyatakan bansos BBM lebih tepat sasaran. Efektif dan efisien karena langsung tepat ke masyarakat yang membutuhkan. Dalam artian, bansos BBM benar-benar membantu masyarakat karena langsung diberikan kepada yang berhak. Mereka bisa mengantri di Kantor Pos untuk mendapatkannya.
Bansos subsidi BBM merupakan cara pemerintah untuk memberikan kompensasi atas penyesuaian harga BBM, terutam Pertalite yang selama ini banyak dipakai oleh rakyat kecil. Harga Pertalite terpaksa disesuaikan jadi 10.000 rupiah dan hal ini merupakan imbas dari meroketnya harga minyak mentah dunia. Jika tidak disesuaikan harganya maka akan membebani APBN.
Ketika menerima bansos subsidi BBM maka masyarakat lega karena pemerintah masih memperhatikan nasib rakyat, terutama dari kalangan menengah ke bawah. Mereka tidak akan terlalu terdampak oleh perubahan harga BBM jenis Pertalite dan BBM subsidi lain. Penyebabnya karena ada bansos BBM sebagai kompensasi, dan diberikan ke warga yang membutuhkan.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menyatakan bahwa pemerintah akan menjaga pemulihan ekonomi nasional. Salah satu caranya adalah dengan memberi bansos BBM, sebagai bantalan agar tidak terjadi inflasi parah. Dengan pemberian bansos maka juga akan menjaga daya beli masyarakat.
Selama pandemi, pemerintah berkali-kali memberikan bantuan kepada rakyat. Mulai dari BLT sembako, bansos tunai, sampai kartu prakerja. Semua diberikan karena kondisi keuangan masyarakat terpengaruh. Bansos subsidi BBM juga disalurkan ke rakyat agar mereka bisa belanja dengan aman dan tidak kebingungan, karena perubahan harga Pertalite berimbas ke harga sembako dan kebutuhan lain.
Kompensasi adalah cara yang efektif karena subsidi diberikan dalam bentuk bansos, bukan dalam pengurangan harga BBM. Ketika langsung diberikan ke rakyat kecil maka bansos BBM bisa langsung dibelanjakan. Berbeda dengan beberapa bulan lalu, ketika harga Pertalite masih sangat murah (karena ada subsidi dari pemerintah) tapi malah dibeli oleh orang kaya yang memiliki mobil.
Masyarakat juga sadar bahwa pemberian bansos BBM berfungsi untuk mencegah kecurangan seperti itu. Jika ada bansos maka akan dinikmati oleh rakyat kecil dan orang kaya tidak mendapatkannya, karena namanya tidak terdaftar di website Kementerian Sosial (Kemensos).
Bansos dari pemerintah sangat berharga dan menunjukkan bahwa pemerintah masih memperhatikan rakyat dan memikirkan nasibnya. Jika ada bansos maka akan meringankan beban rakyat kecil. Mereka tidak dibiarkan saja setelah harga BBM mengalami penyesuaian.
Analis Ekonomi dan Politik Reyhan Noor menyatakan bahwa berdasarkan kajian yang dilakukan, bansos BBM lebih efektif karena sasaran penerima lebih jelas. Pemerintah memiliki basis data untuk pemberian bansos. Tingkat akurasi datanya juga wajib diperhatikan lagi, terutama oleh Kemensos sebagai penyelenggara.
Kemensos sudah memiliki data siapa saja rakyat Indonesia yang patut untuk diberi bansos. Meski jumlahnya baru 10% dari total WNI, tetapi tidak apa-apa karena datanya akurat. Mereka yang mendapatkan bansos benar-benar dari kalangan masyarakat yang kurang mampu, yang kehidupannya agak bergoncang selama masa pandemi.
Pendataan yang dilakukan oleh Kemensos dijamin akurat dan mereka mengetahui kepala keluarga mana yang layak untuk mendapatkan bansos BBM, karena dilihat dari penghasilannya. Jika ada orang yang gajinya jauh di atas upah minumum regional maka tidak akan mendapatkannya. Sebaliknya, saat ada orang yang gajinya pas-pasan (bahkan di bawah 2 juta rupiah) maka layak dapat bansos BBM.
Masyarakat juga ikut mengawasi dalam penyaluran bansos BBM. Pemberian dijamin tepat waktu dan tepat sasaran. Tidak akan ada orang yang antri bansos di Kantor Pos tetapi ia membawa smartphone model baru yang mahal atau mengenakan perhiasan emas.
Kebijakan bansos BBM dinilai sangat efektif dalam membantu masyarakat di Indonesia, terutama dari kalangan bawah. Mereka bisa menikmati 600.000 rupiah dan berterima kasih karena pemerintah memikirkan cara untuk kompensasi, saat harga BBM terpaksa disesuaikan. Pemberian bansos sangat tepat karena bisa menolong masyarakat dalam belanja kebutuhan pokok, dan meningkatkan daya beli mereka.
)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara