Generasi Muda Garda Terdepan Lawan Hoaks dan Intoleransi Jelang Pemilu
Oleh : Aditya Anggara )*
Sebaran konten negatif yang biasanya berupa hoaks dan intoleransi sering ditemukan bertebaran di media sosial jelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu). Konten semacam ini seringkali menunggangi isu-isu populer yang sedang menyita perhatian banyak orang. Sehingga generasi muda memiliki peran yang sangat penting dalam melawan hoaks dan intoleransi tersebut. Mereka adalah garda terdepan karena mereka pemilik masa depan, dan membangun masyarakat yang inklusif dan berlandaskan pada informasi yang benar adalah kunci untuk menciptakan dunia yang lebih baik.
Menjelang pelaksanaan Pemilu 2024 yang semakin dekat, hambatan dan ancaman berpotensi muncul sehingga dikhawatirkan dapat mengganggu pelaksanaan Pemilu itu sendiri. Kesadaran dan kewaspadaan masyarakat harus ditingkatkan karena provokasi oknum-oknum yang menginginkan kekacauan saat pelaksanaan Pemilu akan kembali muncul. Untuk mengantisipasi hal tersebut generasi muda menempati garda terdepan dalam mengkampanyekan kepada masyarakat akan pentingnya kewaspadaan terhadap provokasi berita hoaks dan intoleransi serta pentingnya Pemilu damai.
Selanjutnya peran generasi muda sebagai garda terdepan dalam melawan hoaks dan intoleransi menjadi semakin krusial. Pemilu seringkali menjadi momentum dimana informasi yang tidak akurat dapat menyebar dengan cepat dan meningkatkan tingkat intoleransi. Sehingga fenomena tersebut dapat merusak integritas Pemilu dan menciptakan ketegangan di tengah masyarakat.
Kemudian peran generasi muda dalam menciptakan Pemilu yang damai tanpa hoaks dan intoleransi sangat penting, karena mereka merupakan bagian yang signifikan dari populasi pemilih dan memiliki potensi besar untuk membentuk arah demokrasi negara. Generasi muda merupakan kelompok demografi yang besar dalam pemilih, sehingga keterlibatan aktif mereka dapat memberikan dampak yang signifikan pada hasil Pemilu. Oleh karena itu, kehadiran dan partisipasi generasi muda dapat mempengaruhi keputusan politik dan membentuk arah masa depan bangsa.
Generasi muda sering memiliki semangat kuat untuk kebebasan, keadilan, dan persamaan. Mereka dapat menjadi agen perubahan yang efektif untuk memastikan bahwa Pemilu berlangsung secara adil, bebas dari hoaks dan intoleransi, serta sesuai dengan prinsip demokrasi. Selain itu, generasi muda juga memiliki potensi untuk meningkatkan tingkat partisipasi pemilih secara keseluruhan. Mereka dapat memobilisasi sesama pemuda dan kelompok masyarakat lainnya untuk terlibat dalam proses pemilihan, meningkatkan kesadaran politik, dan mendorong partisipasi yang lebih besar.
Sementara itu, Koordinator Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Wilayah Aceh, Destika Gilang Lestari mengatakan pihaknya mengajak kepada generasi muda untuk lebih mengoptimalkan perannya dalam menangkal berbagai penyebaran hoaks terkait isu Pemilu, sehingga generasi muda dapat menjadi kontingen untuk edukasi kepada masyarakat pemilih. Dalam pesta demokrasi 2024 mendatang, suara anak muda akan mendominasi dan menentukan arah masa depan bangsa ini. Maka sangat penting bagi kita untuk dapat lebih mengoptimalkan peran anak muda dalam melawan berita bohong, karena penyebaran hoaks adalah bagian dari tantangan yang cukup besar untuk menyukseskan Pemilu damai.
Keterlibatan generasi muda dalam Pemilu 2024 mewakili masa depan, bukan masa lalu, dan memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif bagi bangsa Indonesia. Selain itu, para generasi muda tidak hanya mengambil peran sebagai pemilih, tetapi juga sebagai relawan kampanye, penulis, dan aktivis politik yang aktif. Mereka dapat menggunakan media sosial dan teknologi informasi untuk memobilisasi dukungan dan menyampaikan pesan positif agar pelaksanaan Pemilu 2024 dapat berjalan dengan aman dan damai tanpa adanya hoaks dan intoleransi.
Anggota Koalisi Anak Muda Democracy Resilience (KAMu DemRes), Daffa Taqi Abiyyu mengatakan pencegahan hoaks harus melibatkan semua lini. Menurutnya, hoaks tentang Pemilu akan terus beredar, sehingga pihaknya sangat mengharapkan peran anak-anak muda dalam menangkal penyebaran hoaks dan intoleransi. Apalagi menjelang hari pemilihan, hoaks tentang politik naik drastis, efeknya dapat menyebabkan perpecahan di tengah masyarakat. Oleh karena itu, saat ini generasi muda harus dapat menguatkan kapasitas diri untuk menangkal hoaks dan intoleransi di tengah masyarakat.
Selanjutnya peran generasi muda akan terus berkembang dalam Pemilu mendatang dan pengaruh mereka akan semakin kuat dalam menentukan masa depan politik negara. Hal ini merupakan tanda positif bahwa partisipasi generasi muda dalam mengkampanyekan Pemilu damai bebas dari hoaks dan intoleransi akan membawa situasi yang kondusif serta berkelanjutan dalam berbagai aspek keamanan pesta demokrasi.
Banyak tantangan global saat ini membutuhkan solusi lintas generasi. Generasi muda, dengan pemikiran progresif dan global, dapat berkontribusi dalam mengatasi masalah seperti perubahan iklim, kesenjangan sosial, dan perdamaian global melalui partisipasi politik mereka. Oleh karena itu, melibatkan generasi muda secara aktif dalam proses politik dan pemilihan merupakan investasi dalam pembangunan masyarakat yang demokratis, inklusif, dan damai. Serta dengan memberikan ruang dan mendukung partisipasi mereka adalah kunci untuk menciptakan Pemilu yang berjalan dengan damai dan menghasilkan representasi yang lebih baik bagi kepentingan semua warga negara.
Dengan mengambil langkah-langkah tersebut, generasi muda dapat memainkan peran penting dalam menjaga keutuhan demokrasi dan menciptakan lingkungan yang lebih toleran dan inklusif menjelang Pemilu. Selain itu, generasi muda dapat berperan aktif dalam menjaga integritas Pemilu, melawan hoaks, serta membangun masyarakat yang lebih inklusif dan toleran.
)* Penulis adalah pengamat politik dalam negeri
Posting Komentar untuk "Generasi Muda Garda Terdepan Lawan Hoaks dan Intoleransi Jelang Pemilu"