Aparat Keamanan Kawal Bantuan Pangan Antisipasi Gangguan KST Papua
Oleh : Noldy Brachman )*
Keberadaan dari KST Papua nyatanya sama sekali tidak menjadi sebuah hambatan yang berarti dan berdampak dari bagaimana upaya Pemerintah untuk terus menyalurkan bantuan kepada para korban kekeringan di Puncak Papua.
Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) Laksamana Yudo Margono mengungkapkan sebuah fakta mengenai bagaimana kabar dan kondisi terbaru terkait dengan upaya Pemerintah untuk melakukan penyaluran bantuan kepada para warga sebagai korban bencana kekeringan yang melanda Provinsi Papua Tengah.
Menurutnya, ternyata selama ini upaya penyaluran bantuan yang dilakukan oleh Pemerintah tersebut terhambat dikarenakan adanya cuaca yang ekstrem dan berkabut di lokasi itu. Lebih lanjut, pimpinan TNI itu menegaskan bahwa adanya keberadaan Kelompok Separatis dan Teroris di sana sama sekali bukan menjadi hambatan yang berarti dalam pendistribusian bantuan kepada masyarakat.
Hal tersebut sebagai klarifikasi dari adanya berbagai isu yang sempat beredar ke publik mengenai seolah-olah bahwa adanya upaya penyaluran bantuan yang dilakukan oleh Pemerintah Republik Indonesia justru terkendala karena adanya KST Papua. Padahal sama sekali kenyataan di lapangan tidaklah demikian, hambatan yang terjadi justru karena adanya cuaca ekstrem.
Diketahui bahwa memang cuaca di Provinsi Papua Tengah saat ini sedang kurang bagus karena adanya musim dingin, sehingga mengakibatkan wilayah di sana seringkali berkabut tebal. Tentunya dengan adanya cuaca yang ekstrem itu cukup menghambat bagi aparat keamanan untuk menyalurkan bantuan kepada warga terdampak kekeringan di Kabupaten Puncak.
Meski terkendala dengan adanya cuaca yang sangat ekstrem di Bumi Cenderawasih, namun hal itu sama sekali tidak menyurutkan bagaimana kerja keras dan juga semangat dari seluruh pihak yang turut serta dalam penyaluran bantuan berupa makanan dan logistik itu.
Bantuan makanan sebanyak 10 ton dari Pemerintah melalui Kementerian Sosial (Kemensos) dan juga ditambah lagi dengan adanya bantuan sebanyak 8 ton dari pihak TNI sudah tersalurkan sepenuhnya. Kini, pihak TNI sedang membantu dalam penyaluran bantuan lain yang berasal dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Sebelumnya, pihak Kepala BNPB dan juga Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) telah melakukan peninjauan secara langsung di lokasi. Setelah adanya peninjauan itu, kemudian pihak Tentara Nasional Indonesia sendiri berkomitmen sangat kuat akan mendukung penuh dan mempersiapkan alutsista untuk membantu dalam penyelesaian masalah kekeringan di Puncak Papua.
Seluruh aparat keamanan dari personel gabungan seperti pihak TNI, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) hingga Badan Intelijen Negara (BIN) juga telah dipersiapkan dan mereka semuanya sudah standby di lokasi untuk melakukan pengamanan. Hal utama yang difokuskan adalah melakukan bantuan kemanusiaan.
Diterangkan pula bahwa dalam upaya untuk bisa menyelesaikan adanya bencana kekeringan ini, seluruh pihak telah turut berperan aktif dan terlibat, seperti dari pihak Pemerintah Daerah (Pemda) setempat yakni Bupati, Kepala Daerah setempat, hingga para tokoh masyarakat dan tokoh agama.
Di sisi lain, Wakil Presiden KH. Ma’ruf Amin juga menyampaikan bahwa Pemerintah terus melakukan evaluasi secara rutin mengenai bagaimana perkembangan keadaan yang ada di Papua Tengah, khususnya di daerah Distrik Agandugume dan juga di Distrik Lambewi.
Terkait dengan bagaimana bantuan yang telah disalurkan sendiri, bantuan pada tahap pertama sudah dilakukan, kemudian saat ini ada tanggap masa darurat yang ditetapkan satu minggu dengan kesepakatan dari Pemerintah Republik Indonesia bahwa akan melakukan penambahan jumlah penyaluran bantuan ditambah menjadi selama 2 (dua) minggu.
Upaya untuk penanganan akan darurat bencana kekeringan dan juga cuaca dingin yang ekstrem di Provinsi Papua Tengah memang terus dilakukan oleh Pemerintah. Sebagai perkembangan terbaru, pihak BNPB kini telah mengirimkan sejumlah bantuan logistik dan juga peralatan dengan total sebanyak 5.228 kilogram (kg).
Seluruh bantuan itu dikirimkan dengan bertahap melalui 2 (dua) bandara, yakni sebanyak 3.844 kilogram (kg) yang dikirimkan melalui Bandar Udara (Bandara) Sinak dan sisanya, yakni 1.384 kg dikirimkan melalui Bandara Agandugume. Adanya dukungan berupa bantuan logistik itu akan terus dilakukan selama masa tanggap darurat bencana kekeringan di Kabupaten Puncak.
Bukan hanya itu saja, namun pihak BNPB sendiri juga akan terus melakukan pemantauan hingga seluruh distribusi logistik bisa sampai kepada semua warga yang membutuhkan dengan selamat dan lancar.
Pengawasan penting untuk dilakukan untuk bisa memastikan bahwa semua upaya dari penyaluran bantuan kepada para warga korban bencana kekeringan di Puncak Papua bisa menerima dan mendapatkan bantuan itu, yang mana juga telah ditegaskan pula bahwa meski dengan adanya keberadaan KST Papua di sana, namun sama sekali gerombolan separatis tersebut tidak menjadi hambatan yang begitu berarti karena pengamanan sangat ketat dilakukan oleh aparat keamanan.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Bali
Posting Komentar untuk "Aparat Keamanan Kawal Bantuan Pangan Antisipasi Gangguan KST Papua"